ARKIB :
15/03/2011
MAKAM Nabi Hud
a.s di Hadhramaut, Yaman.
Allah SWT
mengutus Nabi Hud a.s kepada kaum 'Aad yang menghuni daerah al-Ahqaf di sekitar
Hadhramaut, Yaman. 'Aad, suatu kaum yang dianugerahkan kelebihan daripada segi
kekuatan tubuh badan, keelokan paras rupa dan kekuasaan, namun mereka berbuat
syirik dan melakukan kezaliman dan menjajah hamba-hamba Allah.
Kaum 'Aad
berkata: Siapakah yang lebih besar kekuatannya daripada kami. (al- Fussilat:
15). Seperti halnya Nabi Hud, kaum 'Ad juga merupakan keturunan Nabi Nuh, namun
mereka tidak mengakui keesaan Allah SWT meskipun Nabi Hud telah memperingatkan
mereka.
Oelh kerana
itu, Allah SWT membinasakan mereka melalui azab-Nya.
Allah mengisahkan
perdebatan antara Nabi Hud a.s dengan kaumnya menerusi firman-Nya yang
bermaksud: Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum 'Ad saudara mereka , Hud. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada AIlah bagimu
selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?" Ketua-ketua yang
kafir dari kaumnya berkata: "Sesungguhnya kami benar-benar memandang kamu
dalam keadaan kurang akal, dan sesungguhnya kami menganggap kamu termasuk
orang-orang yang berdusta.
Hud berkata:
"Hai kaumku, tidak ada padaku kekurangan akal sedikitpun, tetapi aku ini
adalah utusan dari Rabb semesta alam.
Mereka
berkata: "Apakah kamu datang kepada kami, agar kami hanya menyembah Allah
saja dan meninggalkan apa yang biasa disembah oleh bapak-bapak kami, maka
datanglah adzab yang kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang
yang benar."
Ia (Hud) berkata:
"Sungguh sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Rabbmu.
Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan aku tentang nama-nama (berhala)
yang kamu dan nenekmu menamakannya, padahal Allah sekali-kali tidak menurunkan
hujah untuk itu. Maka tunggulah (azab itu), sesungguhnya aku juga termasuk
orang yang menunggu bersama kamu". (al-'Araaf: 65-71)
Bahkan mereka
meminta didatangkan azab Allah sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT
yang bermaksud: Mereka menjawab "Apakah kamu datang kepada kami untuk
memalingkan kami dari (menyembah) ilah-ilah kami? Maka datangkanlah kepada kami
azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang
benar".
Setelah itu
Allah mendatangkan azab yang membentang di ufuk pada waktu mereka amat
memerlukan hujan. Datanglah awan yang mereka anggap sebagai tanda datangnya
nikmat hujan yang mereka nantikan, namun ternyata adalah azab Allah kepada
mereka.
Allah SWT
berfirman yang bermaksud: Maka tatkala mereka melihat azab itu berupa awan yang
menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: "Inilah awan yang akan
menurunkan hujan kepada kami". (Bukan)! Bahkan itulah azab yang kamu minta
supaya datang dengan segera, (iaitu) angin yang mengandung azab yang pedih,
yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Rabbnya, maka jadilah mereka
tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka.
Demikianlah Kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa. (al-Ahqaf: 24-25)
Dalam ayat
lain, iaitu dalam surat al-Haqqah ayat 6-8, Allah menjelaskan keadaan mereka,
yang bermaksud: Adapun kaum 'Aad maka mereka telah dibinasakan dengan angin
yang sangat dingin lagi amat kencang, yang Allah menimpakan angin itu kepada
mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu lihat kamu
'Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tanggul-tanggul
pohon kurma yang telah kosong (lapuk). Maka kamu tidak melihat seorangpun yang
tinggal di antara mereka.
Syaikh
'Abdurrahman as-Sa'di mengatakan, setelah mereka menguasai dunia dan mencapai
kemuliaan, semua keperluan hidup diperolehi, daerah dan kabilah di
sekelilingnya tunduk kepada mereka, tiba-tiba Allah mengirim angin yang sangat
dingin dan kencang saat hari-hari bencana tersebut agar mereka merasakan
kehinaan di dunia dan azab akhirat lebih hina lagi.
Kaum Nabi Hud
a.s dihancurkan Allah dengan angin yang sangat kencang dan cuaca teramat sejuk
selama tujuh malam lapan hari, disebabkan kekufuran dan kemaksiatan mereka
terhadap Allah dan Rasul-Nya.
SUMBERArtikel
Penuh: http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2011&dt=0315&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_02.htm#ixzz5dtmFTo3Z
© Utusan
Melayu (M) Bhd
Tiada ulasan:
Catat Ulasan